Jumat, 22 Mei 2020

Teks Ulasan Mawar Merah Matahari






Nama : Bernadina Yunita Sindu P
NIM : E3119029
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia (Bu Titi)
Prodi : D4 Demografi Pencatatan Sipil

Komentar saya:
pendapat saya mengenai teks ulasan tersebut sudah lumayan lengkap, teks ulasan juga menjelaskan dari sisi keunggulannya bagian apa saja serta dari kelemahannya juga dibagian apa saja. Di bagian keunggulan teks tersebut menjelaskan bahwa pembaca yang memiliki imajinasi tinggi akan merasa puas, namun menurut saya untuk pembaca yang tidak bisa terbawa suasannya akan sangat sulit untuk memahami alurnya. Pada bagian kelemahan hanya menjelaskan bagian cover buku, tetapi di teks ulasan sangat bagus karena dapat membandingkan cover buku tersebut dari edisi-edisi buku sebelumnya.

Kamis, 14 Mei 2020

DISKUSI & PENDAPAT



Nama                  :  Bernadina Yunita Sindu Pinilih
NIM                    :  E3119029
Jurusan                :  D4-Demografi dan Pencatatan Sipil
Mata Kuliah        :  Bahasa Indonesia

A.    Teks pertama berjudul “Genangan” oleh Rainy M.P. HUtabarat
(Kompas, 6 Jan 2018)
·      Kesimpulan :
Penggunakan kata ‘masak’ pada kalimat “Masak air setinggi 70 sentimeter disebut genangan?” tentu sudah jelas memiliki maksud untuk menyindir secara santai tetapi berasa. Penggunaan kata ‘masak’ akan lebih terasa menyindir dibanding menggunakan kata ‘benarkah’. Kata ‘masak’ ini juga bisa menjadi kata yang menekankan kalimat berikutnya. Sebagai contoh kalimat “Masak nilai saya hanya 8?”

·      Pendapat :
Saya setuju dengan pernyataan Bapak Sutopo Purwo Nugroho dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), bahwa baik itu merupakan banjir ataupun genangan sama-sama akan merugikan bagi masyarakat sekitar. Banjir atau genangan akan memberikan dampak buruk bagi masyarakat sekitar seperti kotornya rumah masyarakat, masyarakat terjangkit penyakit, hingga kerugian kerusakan akibat banjir atau genangan. Selain itu seperti pernyataan Bapak Sutopo Purwo Nugroho juga bahwa  genangan yang tingginya ‘hanya’ 30 sentimeter dan baru bisa surut setelah empat jam merupakan neraka jahanam bagi para pengguna jalan. Genangan tersebut akan menimbulkan kemacetan yang amat parah di jalan-jalan sekitar area genangan. Bapak Sutopo juga menyatakan bahwa genangan yang terus meningkat menyebabkan terjadinya banjir dan dengan terpaksa warga harus meninggalkan rumah dan mengungsi.

B.    Teks kedua berjudul “Maksud dan Niat” oleh Bambang Kaswanti Purwo
(Kompas, 25 Maret 2017)
·     Kesimpulan :
Sebuah teks dapat memiliki makna tersurat maupun tersirat tergantung pada masalah apa yang dibahas. Selain itu, tiap orang akan memiliki pemahaman yang berbeda-beda mengenai pemahaman akan sebuah teks. Dapat dicontohkan dengan kata ‘niat’ dan kata ’maksud’ bisa saja memiliki makna yang sama dan dapat saling menggantikan, tetapi pada penggunaan kata pada kalimat yang lain bisa saja kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda dan tidak dapat saling menggantikan.

·     Pendapat :
Penggunaan kata atau diksi pada sebuah kalimat perlu diperhatikan dengan benar. Penggunaan suatu kata bisa jadi memiliki banyak makna. Pada teks tersebut kata ‘niat’ dan ‘maksud’ memiliki arti yang sama. Tetapi pada kenyataannya tidak selalu kata ‘niat’ dan ‘maksud’ memiliki makna yang sama dan bisa saling menggantikan. Sebagai contoh ‘niat’ dan ‘maksud’ memiliki makna sama dan bisa saling menggantikan yaitu “Kedua orang tidak dikenal itu memiliki niat jahat  pada Dina.” Kata ‘niat’ pada kalimat tersebut bisa digantikan dengan kata ‘maksud’ karena pada kondisi seperti itu keduanya memiliki arti yang sama dan dapat saling menggantikan. Lain hal pada kondisi kalimat “Pada tahun baru ini aku mempunyai niat untuk berubah.” Pada kondisi ini kata ‘niat’ memiliki makna intention terkait dengan tindakan atau tekad yang akan dijalankan. Sedangkan pada kalimat tertentu kata ‘maksud’ memiliki makna intention yang berhubungan dengan tutur bahasa.

C.     Teks ketiga berjudul “Kata-Kata yang Memuai” oleh Bagja Hidayat
(Majalah Tempo, 12 Juni 2017)
·     Kesimpulan:
Pada kondisi formal perlu adanya penggunaan kata-kata baku sesuai aturan KBBI dalam pemilihan kata. Tetapi apabila pada kondisi non formal seperti ngobrol dengan teman ataupun mengirim surat kepada teman akan dirasa kaku dan tidak nyaman apabila kita menggunakan kata baku sesuai aturan KBBI. Maka dari itu banyak bermunculan bahasa-bahasa baru untuk membuat percakapan dengan teman tidak kaku dan terasa lebih nyaman serta hangat.

·     Pendapat
Bagi saya penggunaan kata baru yang tidak sesuai aturan KBBI sah saja apabila penggunaan kata tersebut lebih bisa dipahami. Selain itu penggunaan kata yang tidak sesuai aturan KBBI sah saja apabila tidak digunakan pada kondisi formal seperti pada saat rapat atau pada saat pembuatan laporan resmi.